Kalimantan Tengah menyimpan kekayaan pengetahuan yang terhubung erat dengan sumber daya alam, termasuk rotan. Sejak lama, rotan telah menjadi bagian penting kehidupan masyarakat dengan nilai ekonomi dan pengetahuan lokal yang diwariskan turun-temurun, mulai dari teknik pemanenan hingga penganyaman bermotif.
Namun, beberapa dekade terakhir, tantangan regenerasi pengetahuan lokal rotan kian bertambah. Kaum muda cenderung jarang mendapatkan konteks lokal dalam kurikulum pendidikan formal, dan banyak yang lebih tertarik pada pengetahuan di luar wilayah. Walaupun sudah ada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan penjurusan Kriya Kreatif Kayu dan Rotan (K3R), hal itu dinilai belum cukup menarik minat pemuda untuk mendalami kekayaan lokal yang mereka miliki.
Yayasan Betang Borneo Indonesia bersama RMI-Indonesian Institute for Forest and Environment serta Tropical Forest and Land Conservation (TFLC) Kalimantan mengajak kaum muda di Kalimantan Tengah untuk mendalami kembali pengetahuan lokal tentang rotan melalui kegiatan “Telusur Rotan Kalimantan: Mendalami Akar, Perkuat Pengetahuan Lokal!”.
Acara ini diinisiasi sebagai respons terhadap tantangan regenerasi pewaris pengetahuan rotan yang semakin melemah, di mana banyak pemuda tercerabut dari akar budaya mereka dan memilih mengejar ilmu dari luar wilayah. Kegiatan ini dilaksanakan pada 1-7 Oktober 2025 di Desa Tumbang Liting, Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan. Tujuannya adalah mendorong pemuda melihat rotan tidak hanya sebagai komoditas, melainkan sebagai jembatan untuk memperkuat identitas dan ekonomi lokal berkelanjutan
Fokus Utama Kegiatan:
- Mendalami Pengetahuan: Menyediakan ruang bagi kaum muda untuk mendalami pengetahuan lokal tentang rotan dan perubahannya dari masa ke masa.
- Identifikasi Rotan: Mendorong identifikasi dan pengenalan jenis-jenis rotan, karakteristik, dan kegunaannya.
- Relasi Gender: Meningkatkan keinginan kaum muda untuk melihat relasi gender dalam pengelolaan rotan berkelanjutan.
- Membangun Jaringan: Membangun jaringan antar kaum muda, sekolah, dan kelompok rotan untuk mendukung regenerasi pewaris pengetahuan lokal.
Menurut Manajer Advokasi YBBI, Agustiandry Selaputra, jika masyarakat memiliki kesadaran mendalam atas potensi lokal, rotan dapat menjadi pintu masuk untuk memperkuat ekonomi lokal berkelanjutan, mengakar-kan identitas, serta menjaga kelestarian sosial-lingkungan. Melalui keterlibatan langsung di lapangan, kaum muda diajak untuk mendalami, mendokumentasikan, dan meresapi setiap nilai yang terkandung di dalam budaya rotan.
Kegiatan ini difokuskan pada keterlibatan praktis. Peserta diajak terlibat langsung di lapangan untuk meresapi pengetahuan rotan bukan hanya sebagai komoditas, tetapi sebagai jembatan untuk mendalami pengetahuan dan identitas.
Lokasi kegiatan yang dipusatkan di Desa Tumbang Liting dipilih untuk memberikan pengalaman mendalam terkait budaya rotan yang melekat pada kehidupan masyarakat lokal.



